Finance

Waspada 6 Kebiasaan Boros Yang Tidak Disadari!

Memiliki kebiasaan boros dapat menimbulkan banyak masalah, terutama keuangan. Akan tetapi, ada banyak cara untuk menyadari kebiasaan ini dengan cepat dan segera mengatasinya.

6 Kebiasaan Boros yang Tidak Disadari

Perilaku keuangan yang satu ini seringkali hadir tanpa disadari hingga saat menerima gaji. Bagi banyak orang, menggantungkan hidup ke gaji saja adalah satu-satunya pilihan. Walau demikian, pola hidup gaji ke gaji ini bisa memupuk gaya hidup boros.

Hal ini karena ada asumsi untuk terus menghabiskan uang gaji yang diterima. Dan ini juga menjelaskan kenapa tetap mereka yang nilai gaji telah naik tetap mengeluarkan uang dalam jumlah beras untuk hal yang tak penting.

Boros bisa hadir dalam berbagai bentuk. Dan banyak orang yang tidak pernah menyadari bahwa masalah keuangan mereka berasal dari kebiasaan boros mereka sendiri. Berikut adalah beberapa contoh perilaku boros yang jarang disadari:

FOMO

Fear of Missing Out atau FOMO adalah istilah bagi orang-orang yang selalu ikut tren terbaru. Tidak bisa dimungkiri, kemudahan akses internet membantu semua orang untuk mengetahui hal terbaru hanya dalam hitungan jam.

Mulai dari sekedar mencoba gerai makan yang baru buka hingga menonton konser grup musik yang tidak dikenal. Inti dari FOMO adalah agar tidak ketinggalan dari orang lain.

Para peneliti masih berusaha memahami fenomena sosial ini. Tapi yang pasti, tingkah laku FOMO bisa memupuk kebiasaan boros.

Memiliki rasa ingin tahu memang satu hal yang wajar. Akan tetapi, perlu dipilah dan dipilih mana rasa ingin tahu yang patut untuk dikejar.

Membeli Barang Bermerek Dengan Dalih Self-Reward

Saat ini banyak orang yang membeli barang bermerek sebagai hadiah bagi diri sendiri. Memang, membeli barang mahal itu sah-sah saja jika mampu. Tapi Anda perlu bertanya pada diri sendiri jika perlu memberi hadiah diri sendiri setiap bulannya.

Self-reward adalah bentuk apresiasi pada diri sendiri atas satu pencapaian. Terlepas dari daya beli yang dimiliki, terus menerus belanja untuk hadiah diri sendiri justru akan mengurangi nilai pencapaian tersebut.

Terbiasa Menggunakan Kartu Kredit

Jika sebelumnya kartu kredit identik dengan kaum menengah atas. Dalam satu dekade ke belakang, kartu kredit sudah hampir menjadi hal yang cukup umum di masyarakat.

Kemampuan ekonomi masyarakat yang terus meningkat memang patut di apresiasi, tapi penggunaan kartu kredit yang berlebihan adalah bentuk kebiasaan boros. Ditambah lagi ada banyak promo yang ditawarkan untuk pengguna kartu kredit.

Sering Belanja Daring

Kemudahan berbelanja secara daring membuat banyak orang cenderung lebih boros dari sebelumnya. Selain bisa berbelanja kapan saja dan di mana saja, belanja daring juga sering menawarkan harga yang lebih miring dan promo belanja.

Ditambah lagi mereka sering memberikan kemudahan pembayaran seperti fasilitas cicilan dan potongan harga tambahan. Akhirnya, banyak orang yang tidak bisa mengendalikan nafsu belanja mereka.

Nongkrong Tanpa Tujuan

Apakah Anda pernah memikirkan tentang biaya nongkrong setiap harinya? Jika Anda rutin datang ke sebuah café dan membeli kopi seharga Rp. 50.000, -, maka dalam satu bulan Anda sudah menghabiskan biaya lebih dari 1 juta rupiah. Dan ini belum termasuk pengeluaran lainnya.

Budaya nongkrong bisa jadi salah satu bentuk kearifan lokal masyarakat Indonesia. Walaupun sifatnya yang sosial, perlu dipilah lagi seberapa sering dan pentingnya nongkrong bersama teman.

Bergantung Pada Uang Tunai

Masalah utama dengan penggunaan uang tunai adalah sulit mencatat pengeluaran dengan rapi. Sehingga seringkali ada ketaksesuaian antara sisa uang di dompet dengan ingatan akan penggunaannya. Ditambah lagi, seringkali menggunakan uang tunai untuk

Banyaknya jenis pembayaran digital saat ini juga perlu waspada. Karena kalau tidak hati-hati maka masih ada potensi untuk tetap boros.

Jaga Pengeluaran dengan 4 Cara Ini

Memiliki hobi belanja bukan berarti tidak bisa mengatur keuangan. Walaupun sulit, tapi ada cara untuk mengatasi kebiasaan boros yang dimiliki. Anda bisa mulai melakukan beberapa cara seperti berikut:

Atur Bujet Bulanan

Mengatur bujet bulanan akan dapat membantu Anda untuk membagi antara pengeluaran penting dan kurang penting. Ada beberapa metode yang bisa Anda coba, di antaranya metode 50-30-20.

Metode bujet 50-30-20 membagi pengeluaran Anda dalam rasio 50% untuk kebutuhan utama seperti biaya rumah dan pembayaran hutang, 30% untuk ditabung, dan 20% untuk keperluan pribadi. Rasio ini menekankan pada kemampuan membayar semua biaya terlebih dahulu sebelum memuaskan kebutuhan pribadi.

Catat Pengeluaran Secara Detail

Memang sedikit merepotkan, tapi mencatat pengeluaran dengan detail dapat membantu menahan kemauan belanja dan kebiasaan boros secara umum. Hal ini karena mau tidak mau Anda akan terus melihat nominal uang yang sudah dikeluarkan.

Sudah ada banyak aplikasi di ponsel yang bisa Anda gunakan untuk mencatat pengeluaran. Anda juga bisa melakukannya secara manual menggunakan aplikasi seperti Google Spreadsheets atau Microsoft Excel. Inti dari mencatat keuangan adalah untuk lebih teliti dan berhati-hati dengan uang.

Mengurangi Penggunaan Kartu Kredit

Bagi sebagian orang, memiliki dan menggunakan kartu kredit adalah bukti gaya hidup. Tapi jika Anda termasuk kategori orang dengan perilaku boros, maka memiliki kartu kredit adalah bukti Anda tidak bisa mengatur pengeluaran.

Tidak sedikit orang yang memiliki lebih dari satu kartu kredit dan menjadi lebih boros karenanya. Memang perlu ada kesadaran pribadi dalam membatasi penggunaan kartu ini. Tapi jika merasa sulit, mungkin Anda perlu bicara dengan pihak bank untuk menutup kartu tersebut.

Bawa Uang Tunai Secukupnya

Tips terakhir untuk mengatasi kebiasaan boros adalah dengan membawa uang tunai yang cukup. Hal ini bisa jadi agak merepotkan jika tidak tahu seberapa banyak uang tunai yang dibutuhkan hari itu.

Tapi hal ini bisa diatasi jika konsisten berusaha selama beberapa minggu. Dengan membatasi jumlah uang tunai yang dibawa, Anda bisa lebih sadar tentang pengeluaran tunai Anda dan lebih berhati-hati dengan uang.

Hati-Hati Ada Pinjaman Illegal!

Bahaya utama dari boros adalah timbul kebiasaan berhutang. Karena tidak mampu mengatur pengeluaran dengan baik, orang boros cenderung memilih untuk berhutang untuk membeli kebutuhannya. Dan bagi mereka yang sudah terlanjur berhutang, besar kemungkinan sudah pernah atau sedang terjerat pinjaman dari lembaga ilegal.

Kemudahan teknologi menyebabkan ada begitu banyak orang yang tidak sadar atau peduli tentang lembaga keuangan. Selain nilai literasi ekonomi yang masih rendah, masyarakat Indonesia cenderung memilih jalan yang dianggap paling mudah.

Berhutang pada lembaga ilegal bisa berujung pada teror dan jumlah hutang yang semakin besar. Karena itu, Anda perlu memastikan jika lembaga tempat meminjam uang memang aman dan dijamin oleh lembaga berwenang seperti Otoritas Jasa Keuangan, atau OJK.

Menyadari kebiasaan boros dari awal bisa memberi banyak manfaat. Selain jadi lebih paham tentang masalah keuangan, Anda juga lebih bisa berhati-hati sebelum belanja. Bukan tidak mungkin Anda bisa memiliki kebebasan finansial dalam waktu dekat.

Related Posts