Cara menghitung fixed cost sangatlah penting bagi sebuah perusahaan. Dengan memahami perhitungan fixed cost yang benar, Anda akan lebih mudah dalam mengelola anggaran dana.
Fixed cost adalah biaya yang tidak akan berubah dan tidak akan terpengaruh dengan adanya peningkatan ataupun penurunan jumlah jasa dan produk yang dihasilkan. Fixed cost ini harus tetap dibayar baik ada atau tidaknya aktivitas bisnis dari sebuah perusahaan.
Perhitungan fixed cost ini sangatlah penting bagi sebuah perusahaan. Hal ini dikarenakan fixed cost menjadi salah satu variabel yang penting dalam proses perhitungan keuangan perusahaan. Agar Anda lebih memahami terkait dengan fixed cost, simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Cara Menghitung Fixed Cost Perusahaan
Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dan lakukan dalam proses menghitung fixed cost. Berikut ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menemukan fixed cost perusahaan Anda.
Catat Semua Biaya yang Anda Keluarkan dalam Periode Tertentu
Cara menghitung fixed cost pertama yang harus Anda lakukan adalah mencatat semua biaya yang telah Anda keluarkan. Biasanya, penentuan biaya perusahaan dilakukan dengan periode pencatatan selama 3 bulan.
Anda dapat mencatat semua biaya yang Anda keluarkan sesuai dengan nota pembelian. Anda perlu mencatat secara detail, seperti tanggal pembayaran, jumlah pembayaran, alasan pembayaran, pembayaran rutin atau tidak, dan berbagai pembayaran lainnya.
Pisahkan antara Fixed Cost dengan Biaya Variabel
Cara menghitung fixed cost selanjutnya adalah memisahkannya dengan biaya variabel. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa fixed cost merupakan biaya yang tidak akan berubah. Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang akan berubah seiring dengan perubahan jumlah produksi.
Maka dari itu, Anda perlu mengenali pembayaran apa saja yang masuk ke dalam fixed cost dan biaya apa yang merupakan biaya variabel. Beberapa jenis biaya yang termasuk ke dalam fixed cost adalah sebagai berikut
Biaya Asuransi
Biaya asuransi merupakan salah satu fixed cost karena Anda harus membayar premi secara rutin. Biaya asuransi ini harus tetap Anda bayarkan tanpa peduli bagaimana kondisi finansial perusahaan Anda.
Biaya Penyusutan Aset Perusahaan
Biaya penyusutan atau depresiasi ini bisa masuk ke dalam kategori fixed cost apabila biaya ini Anda keluarkan secara rutin. Anda dapat mengamati pergerakan keuangan perusahaan Anda dan menentukan apakah Anda akan memasukkan biaya penyusutan ke dalam fixed cost atau biaya variabel.
Pajak Bumi dan Bangunan
Properti perusahaan seperti tanah ataupun gedung biasanya akan dikenakan pajak. Dan jumlah pajak yang Anda bayarkan tidak akan berubah selama luas properti Anda tetap. Maka dari itu biaya pajak ini masuk ke dalam kategori fixed cost.
Biaya Sewa Properti
Apabila perusahaan Anda menyewa properti untuk menunjang bisnis, misalnya gedung, toko atau yang lainnya, Anda pasti harus membayar biaya sewa. Besar biaya sewa yang harus Anda bayarkan tidak akan mengalami perubahan.
Sedangkan beberapa contoh biaya variabel adalah sebagai berikut:
Engineered Variable Cost
Engineered variable cost merupakan biaya yang berhubungan dengan aktivitas antara masukan dan keluaran. Contoh dari biaya variabel ini adalah biaya untuk bahan baku.
Discretionary Variable Cost
Discretionary variable cost adalah biasa yang totalnya sebanding dengan perubahan volume produksi akibat adanya kebijakan dari manajemen. Salah satu contoh biaya variabel ini adalah biaya untuk iklan produk.
Biaya fixed cost dan biaya variabel pada masing-masing perusahaan umumnya akan berbeda. Semua tergantung dari jenis bisnis yang dijalani. Meskipun demikian, cara menghitung fixed cost yang kedua ini menuntut Anda untuk mampu mengenali dan mengelompokkan biaya-biaya tersebut.
Jumlahkan Semua Fixed Cost
Setelah Anda memisahkan antara fixed cost dengan biaya variabel, cara menghitung fixed cost yang terakhir adalah dengan menjumlahkan semua fixed cost yang telah tercatat. Dengan demikian, nilai fixed cost yang dimiliki oleh perusahaan Anda telah diketahui.
Rumus Cara Menghitung Fixed Cost
Selain cara menghitung fixed cost yang telah disebutkan di atas, Anda juga dapat menghitung fixed cost dengan menggunakan rumus. Adapun rumus yang bisa Anda gunakan adalah sebagai berikut:
Fixed cost = Jumlah biaya produksi – (Biaya variabel tiap unit x total unit yang diproduksi)
Anda dapat menggunakan rumus di atas dengan mudah jika Anda telah mengetahui biaya produksi, biaya variabel, dan total unit yang diproduksi. Anda bisa memilih cara mana yang akan Anda gunakan untuk mendapatkan nilai fixed cost.
Perbedaan Fixed Cost dan Biaya Variabel
Agar Anda dapat mengelompokkan jenis pembayaran sesuai dengan kategorinya, maka Anda perlu memahami perbedaan antara fixed cost dengan biaya variabel secara mendalam. Simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Perbedaan Fixed Cost dan Biaya Variabel dari Aspek Waktu
Anda dapat membedakan kedua jenis biaya ini berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pembayaran. Fixed cost pembayarannya dilakukan berdasarkan rentang waktu tertentu. misalnya, satu bulan, satu tahun, atau beberapa tahun sekali.
Sedangkan pada biaya variabel, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pembayaran cenderung lebih singkat. Misalnya setiap hari.
Perbedaan Fixed Cost dan Biaya Variabel dari Aspek Produksi
Fixed cost tidak memiliki hubungan dengan proses produksi. Maka dari itu, meskipun perusahaan mengurangi jumlah produksi, total fixed cost yang harus dibayarkan tidak akan mengalami perubahan.
Sedangkan biaya variabel memiliki hubungan yang sangat erat dengan proses produksi. Maka dari itu, biaya variabel akan mengalami perubahan jika jumlah produksi yang dilakukan mengalami peningkatan ataupun penurunan.
Perbedaan Fixed Cost dan Biaya Variabel dari Aspek Jumlah Pembayaran
Salah satu aspek yang memudahkan Anda dalam membedakan antara keduanya adalah dari jumlah uang yang dibayarkan. Fixed cost biasanya memiliki jumlah pembayaran yang jauh lebih besar. Dan jumlah tersebut harus tetap dibayarkan baik ketika perusahaan dalam keadaan untung ataupun rugi.
Sedangkan biaya variabel, biasanya memiliki jumlah pembayaran yang lebih kecil. Perusahaan dapat mengatur besar kecilnya biaya variabel yang dikeluarkan.
Apabila perusahaan dalam keadaan rugi, perusahaan dapat mengurangi jumlah produksi. Dengan demikian, jumlah biaya variabel yang harus dikeluarkan pun menjadi lebih kecil.
Perbedaan Fixed Cost dan Biaya Variabel dari Aspek Pencatatan
Setiap perusahaan pasti memiliki pencatatan akuntansi untuk bisnis yang sedang di jalankan. Laporan fixed cost biasanya dibuat setiap bulan, setiap tahun, atau bahkan satu kali dalam beberapa tahun. Sedangkan laporan biaya variabel, biasanya dibuat setiap hari, setiap Minggu, ataupun setiap bulan.
Perbedaan antara fixed cost dan biaya variabel dapat Anda pastikan sesuai dengan pemaparan di atas. Dengan memahami perbedaan tersebut, Anda dapat menemukan nilai fixed cost perusahaan Anda dengan benar.
Saat ini Anda telah memahami cara menghitung fixed cost untuk perusahaan Anda. Maka dari itu, sebagai salah satu cara untuk meningkatkan laba perusahaan, Anda dapat segera melakukan penghitungan fixed cost dari bisnis Anda. Pastikan semua pembayaran telah tercatat dengan baik agar tidak ada biaya yang terlewatkan.